HAPPY BIRTHDAY, DAD!!!
SPALSH… SPLASH… (ceritanya flash back)
Satu jam sebelum berangkat sekolah, alias masih bangun tidur. Aku, mamaku dan adikku mempersiapkan segala sesuatu untuk acara ini. Mamaku berencana untuk membuat nasi kuning beserta kawan-kawannya. Jadi, untuk masalah ini (masalah nasi kuning) aku tidak bisa bercerita panjang lebar, karena aku tidak ikut dalam proses pembuatan nasi kuning ini karena aku hanya terima jadi alias langsung makan. HAAPPP… Aku udah siapin budget untuk ultah papaku, sekitar 300 ribu. Dan saatnya kembali ke LAPTOP, eh maksudnya ke awal lagi.
Akhirnya, aku berangkat ke sekolah. Seperti biasa, setelah itu aku belajar FISIKA sedikit karena aku mau di her… wkwkwkwk, kaget ya? nggak usah kaget kali, udah biasa fisika di her mah, habisnya susah sih, plus nggak pernah ada pas pelajaran fisika. Soalnya aku kabur terus ngurus banyak job. Jadinya nyari efisiensi aja nggak bisa… Payah sekali diriku tahun ini *menghela napas sambil geleng-geleng kepala* Aku kira soalnya masih sama, tahunya… bzzzz soalnya ganti plus lebih susah, untung aja aku masih pinter-pinter dikit lah. Bisalah ke isi (yang penting nggak kosong-kosong amat). Oh ya, sebelumnya ada pengumumn her SEJARAH. Pas aku lihat di mading, aku kira aku yang kena HER, habisnya aku tuh ada di antara absent yang kena HER, jadinya agak-agak gugup gimana gitu… But thanks God, aku LULUS, meski dengan nilai pas-pasan lewat dikit, 68, karena KKM 65 jadinya lewat dikit. Balik lagi ke bagian test fisika (lebih tepatnya remedial). Padahal Pak Hari (guru Fisika, katanya… wkwkwk peace Pak!) ngomong kalau untuk anak kelas XI IPA bisa ngerjain hanya dengan 15 menit saja. Tapi nyatanya satu jam aja, murid XI IPA di Ruang 3 nggak ada tuh yang beranjak dari tempat duduknya. (Weeqqq :p Pak Hari salah nebak tuh)
Setelah berakhir, aku keluar dan mencari kaum-kaumku. Eh, aku bergerak ke arah XA, soalnya banyak kaumku yang berkeliaran di
Bu Beatrice : “Masuk, Kar… Ayo…”
Aku : (yang masih di depan pintu) “Hah? Buat apa, Bu?”
Bu Beatrice : “Test lah…”
Aku : (mulai masuk) “Test apa sih, Bu ?”
Bu Beatrice : “Nyanyi lah…”
Aku : “Waduh… Sendiri apa kelompok?”
Bu Beatrice : “Sekelompok 4 orang…”
Aku : “Wah, tapi saya nggak punya kelompok, Bu… Sendiri boleh nggak Bu?” (red. kasian banget ya si Karina itu)
Bu Beatrice : “Ya udahlah, kamu nih paling ngaco sendiri…”
Aku : (ketawa nggak ada rasa bersalah) “Hehehe, bener boleh ? (gugup) Duh, lagu apa ya ? Hemmm, Tunggu Bu, saya keluar sebentar dulu…” (ngacir keluar kelas)
Duh, lagu apa ya ? Tadi sebelum pergi sekolah pas di kamar mandi lagi mandi aku nyanyi lagu Menjaga Hati nya Yovie Nuno. Apa itu aja ya… Duh, rada-rada lupa lagi teks nya. Aku berusaha mengingat-ingat, soalnya suka kebolak-balik gitu lah kata-katanya. Akhirnya aku mempersiapkan mentalku. Dan balik lagi ke dalam kelas XA. Kebetulan ada Devi, dia masuk juga…
Devi : “Mau test lo, Kar ?”
Aku : “Iya… Kenapa ?”
Devi : “Hah? Sama siapa ?”
Aku : “Sendiri aja…” (rada bangga)
Devi : (kaget dan menoleh ke arah Bu Beatrice) “Bener, Bu ?”
Bu Beatrice : “Iya, habisnya Karina ngaco sendiri, plus anak-anaknya pada sibuk. Jadi nggak apa-apalah kalo sendiri juga.”
Devi : (histeris) “JADI BOLEH SENDIRI…”
Bu Beatrice : “Ya udah, Dev, kamu keluar dulu gih, si Karina mau test…”
Devi : “Nggak akh, mau lihat Karina nyanyi…”
Bu Beatrice : “Jangan… Udah keluar dulu…”
Devi : (beranjak keluar kelas)
Bu Beatrice : “Karina… Kamu sudah siap ?”
Aku : “Iya, Bu…”
Bu Beatrice : “Kamu mau nyanyi lagu apa ?”
Aku : “Menjaga Hati dari Yovie Nuno. Duh, deg-deg an nih…”
Bu Beatrice : “Tenang. Inget lho, ini test terakhir kali bersama Ibu lho…”
Aku : Rrrr, Ok…
Bu Beatrice : “Kamu tahu, lagu itu aliran apa ?”
Aku : “Pop…”
Bu Beatrice : “Ya, lagu tradisional apa yang kamu tahu?”
Aku : “Apa ya? Manuk dadali aja deh…”
Bu Beatrice : “Kamu tahu birama ?”
Aku : “4/4”
Bu Beatrice : “Lagu mancanegaranya apa yang kamu tahu…”
Aku : “Hmm, When You Believe aja deh…”
Bu Beatrice : “Alirannya Pop juga ?”
Aku : “Rrrr, ya…”
Bu Beatrice : “Kamu tahu penyanyi atau lagu jazz?”
Aku : “James Blunt…”
Bu Beatrice : (lupa beliau ngapain)
Aku : “Maksud saya Jason Mraz…”
Bu Beatrice : “Ya, boleh lah…”
Aku : (menghela napas)
Bu Beatrice : “Kalau dalam negri yang jazz apa atau siapa?”
Aku : “Sandy Sandoro.” (meski nggak yakin 100%)
Bu Beatrice : “Hip-Hop ?”
Aku : “Let’s get the beat versi hiphop…”
Bu Beatrice : “Bukan… Hayo apa ?”
Aku : “Nggak tahu, Bu…”
Bu Beatrice : “Kalau penyanyi dangdut ???”
Aku : (sambil senyam-senyum) “Rhoma Irama”
Bu Beatrice : “Lagu keroncong ?”
Aku : “Nggak tahu deh… Es Lilin…”
Bu Beatrice : “Bukan, tahu nggak ?”
Aku : “Nggak…”
Bu Beatrice : “Tahu ini nggak ?”*menyebut satu nama yang aku lupa namanya*
Aku : “Nggak…”
Bu Beatrice :“Oke… Boleh nyanyi…”
Aku pun mulai bernyanyi, mungkin saking gugupnya aku sampai-sampai lupa teks nya, harusnya “Andai akhirnya kau tak juga kembali, aku tetap sendiri menjaga hati” malahan aku jadinya “Andai akhirnya kau tak juga kembali, aku takkan sendiri menjaga hati”. Cacad2… Tapi untungnya aku tetap melaju. Setelah selesai nyanyi, aku di kasih komentar sama Bu Beatrice, bertujuan agar vocal dan cara bernyanyiku lebih baik. Selesailah sudah Test Seni Musik Terakhir Tanpa Kelompok. Haduh2x
Aku di sekolah sampai jam satu siang. Setelah itu aku segera menjalankan misiku untuk membeli barang ini-itu guna ultah papaku. Pertama aku ke CAHAYA BARU dulu, aku mesan dua macam makanan, CAPCAY dan MIE GORENG, setelah itu au pergi dulu ke DEWI BAKERY, beli bolu untuk papaku, harganya lumayanlah 23 ribu, dan aku beli lilin-lilin kecil serta lilin angka 5 dan angka 7. Total semuanya adalah Rp 31.500,-
Setelah beli bolu, aku menuju ke Mega M (aku lupa nama barunya apa). Aku ke HARIKA MUSIC dulu, aku pilih-pilih kaset untuk papaku. Bingung deh, akhirnya aku memutuskan untuk mengambil 3 kaset. Ya, aku harus mengocek uang sebanyak Rp 60.000,-. Kemudian aku memutuskan untuk membeli kertas kadonya di BOOK CITY, nah langsung aku ke bagian penitipan barang dan langsung ke tempat kertas kado (sempat nanya juga sih) Beli deh kertas kado warna hijau dan kartu ucapan. Kebetulan ada di toko buku, bukan Karina namanya kalau nggak lihat-lihat buku. Aku langung ke bagian buku. Tapi tanpa disadari,ada orang yang menatapku dan mendekatiku. Laki-laki. Aneh. Pake baju merah. Umurnya 20-25 tahunan lah. Ngajak aku ngobrol coba.
Pria baju merah (pribamer) : “Udah pulang ?”
Aku : (berpikir, ‘Oh mungkin sepupu, anak atau apanya sekolah di tempat yang sama kali…) “Ya…”
Pribamer : Kelas berapa emanknya ?”
Aku : “2 SMA…”
Pribamer : “Temenan yuk…!” (sambil senyam-senyum)
GLEGER… JDER… TAR…. (petir effect)
Nggak salah tuh ??? Ngajak temenan? Bapakmu peyot???? SOK KENAL SOK DEKAT BANGET SIH… Jelek aja masih belagu…
Aku : (senyum terpaksa) “Mampus dah gua *dalam hati* mimpi apa aku semalem” *tetap dalam hati* (mengibaskan tangan) “Nggak…”
Pribamer : (tetap merajuk) “Kenapa??”
Aku : (melangkah pergi) “Sorry ye…” (ngacir ke kasir)
Eh, nggak sih, pura-pura melihat ke arah lain dulu. Terus kabur ke kasir, udah gitu di kasir nya lama abisss…. Bikin aku spot jantung aja yaaaaa…. Setelah pembayaran tanpa pikir panjang aku langsung CAOOOO (kabur)… Masuk mobil, dengan muka ketakutan dan menceritakan hal ini pada supirku. Menakutkaaaannnnn….
Setelah itu aku mengambil makanan yang aku pesan tadi, mahal euy ternyata, 110 ribu aku keluarkan. Tapi nggak apa-apa yang penting…. ENAK!
Mampir sebentar ke PRODIA, untuk ambil hasil laboratorium. Terus beli donut di DUNKIN DONUT di KM 57. Hahahaa…
Kakek Tua (KaTu) : “Beli donutnya setengah lusin ya…”
Waiter : “Ya silahkan, Pak…”
KaTu : (menyebutkan donut)
Waiter : “Satu lagi nih Pak…”
KaTu : “2 donk yang donut bertabur kacang…”
Waiter : “Tapi butuhnya satu, Pak…”
KaTu : “Ya sudah, nggak apa-apa. Pisahkan 2 donut bertabur kacang untuk supir saya…”
Waiter : “Baik, Pak…”
KaTu : “Berapa ? Eh, lho, kok kopinya dua?”
Waiter : “Emank Bapa tadi mesen berapa?”
KaTu : “Satu…”
Waiter : “Maaf, saya kira dua…”
KaTu : “Ya sudah taka pa, buat supir saya saja…”
Aku speechless banget denger penyataan Kakek Tua itu. Dia bener-bener care sama supirnya. Aku jadi tambah semangat buat kasih donut ke supir aku. “Mas, pisahin satu ya (buat supir saya)…”. Kebetulan ada Ibu-Ibu yang lagi beli juga…
Cashier : “Semuanya Rp 43.800,-, Bu…”
Aku : (diem aja, kirain Ibu di sebelah aku)
Cashier : (menunggu tanggapanku)
Aku : “Hah ? Saya ?”
Cashier : “Iyaaa…” (mungkin dia kira aku telmi kali yaaa)
Aku : (segera keluarkan uang 50 ribu an)
Cashier : “
Aku : “Oh ya, ada… Ini…”
Cashier : “Kembalinya Rp 10.200,-“
Aku : “Ya…” (langsung beranjak pergi)
Kalau panggil saya itu IBU! Saya tidak akan respon… Aku terlalu tua kah ???
Pulang ke rumah, langsung aku bungkus kado… Dan pada malam harinya acara pun dimulai. Tiup lilin, potong kue, photo-photo, dsb. Aku udah photo-photo, tapi aku lupa, kalo card reader aku lagi dipinjem sama temanku, Siska. Jadinya, gagal deh rencanaku. Tapi nggak apa-apa… Aku udah kasih ceritaku di blog aku sekarang. Itu juga udah cukup bagiku.
Note Book
- Oh ya, aku kasih kaset YUNI SHARA, ST 12 sama LAGU ROHANI.
- Papaku shock banget pas aku certain masalah di toko buku, tampang beliau langsung stress.
- Papaku dapat ucapan dari …. LUPA… Hehe, yang pasti ada dari Semu Rebeka dan Boksu Yohanes. Thanks ya yang sudah mengucapkan, sudah ingat.
- Si Mia kesel pas aku pinjem HP nya buat photo-photo. Soalnya, aku terus sih yang menjadi objek photo nya…
- Gara-gara aku sibuk ngetik postingan ini,aku jadi lupa makan DONUT!!!
Karina Aprillia
Hasil jepretan dari handphone Mia
Gb 1. Mumpung Dunkin Donut lagi diskon, beli deh...
Gb 2. Bolu untuk Papi dengan angka 57
Gb 3. Hadiah2 dari MaCiMi